Senin, 14 Februari 2011

Lomba Blog



Perjalanan panjang dari "LAGU"  menuju 'GO GREEN'



                                                       

(Acara pembuatan "Hutan kota" di Krukut, Depok 13 maret 2010)











I. Kekuatan sebuah lagu

Di cerita pewayangan, Raden Gatutkaca satria dari Pringgandani jatuh cinta dengan putrinya Raden Harjuna yang bernama Pregiwo. Untuk menunjukkan rasa cinta kasihnya, maka mengalunlah dari mulut Sang Gatutkaca nyanyian lagu asmara (dalam bahasa Jawa, tentunya).

Terbuailah Pregiwo mendengar lagu rayuan sang Gatutkaca tersebut (Di samping juga terpukau dengan kegantengannya), lalu bersedialah Pregiwo dipersunting Gatutkaca. Maka jadilah pasangan ini pasangan yang sangat indah dan harmonis.

Di pesta-pesta pernikahan Jawa, fragmen Gatutkaca-Pregiwo ini yang lazim disebut 'Tarian Gatutkaca Gandrung' sering disuguhkan sebagai acara tontonan dan harapan agar pengantinnya juga seharmonis pasangan Gatutkaca-Pregiwo. Tontonan ini memang lebih difokuskan kepada isi lagu 'Rayuan Sang Gatutkaca', karena suara Gatutkaca memang terkenal sangat macho dan romantis.

Di masa-masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, sering dikumandangkan lagu-lagu perjuangan seperti 'Maju Tak Gentar', 'Bendera Merah Putih'.

Masih banyak lagi yang dibuat untuk membakar semangat pejuang-pejuang Indonesia untuk terus dan tak kenal lelah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, seperti lagu 'Padamu Negeri' dan 'Satu Nusa, Satu Bangsa' yang sarat dengan nilai-nilai nasionalisme yang memperteguh kesadaran kita sebagai satu bangsa; Bangsa Indonesia.

Satu lagu yang juga memiliki karakter yang kuat adalah 'Bengawan Solo' yang ditulis dan dipopulerkan oleh Gesang, yang akhirnya menyadarkan kita tentang sangat pentingnya keberadaan Bengawan (Kali) Solo tersebut sehingga konservasi dan penataan sungai yang sangat potensial itu lalu dilakukan.

Lagu, lebih dari sekedar suatu bentuk kesenian, juga merupakan suatu ungkapan pemikiran, perasaan, yang sudah terbukti dapat mempengaruhi pikiran, perasaan setiap jiwa yang mendengarnya. Menggugah semangat dan membawa perubahan bagi masyarakat dan lingkungannya, hingga dapat mencapai suatu tujuan yang mulia. 

Dari masa ke masa, lagu sangat diperlukan sebagai salah satu sarana komunikasi yang paling sederhana untuk menyampaikan pesan dan sering terbukti efektif. Pada masa kini musuh kita bukan lagi secara fisik seperti pada jaman kemerdekaan dulu, tapi lebih berupa kemiskinan dan kerusakan lingkungan yang parah. Untuk itu diharapkan munculnya lagu-lagu yang bertemakan lingkungan untuk menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan kelestarian alam.



Saya adalah ketua Posbindu Lansia 'Dahlia Senja' , Kelurahan Limo, Depok. 'Dahlia Senja' adalah suatu komunitas lansia (lanjut usia) yang dibentuk sebagai wadah untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan dalam usaha menjaga kesehatan baik jasmani maupun rohani. Tujuan dari komunitas lansia ini adalah agar para lansia bisa  sehat lebih lama dan gembira dalam menapaki sisa hidupnya, seperti motto 'Menjadi tua, sehat dan berguna'. Kegiatan yang utama adalah senam bersama setiap hari Sabtu, dan pemeriksan kesehatan rutin sekali setiap bulannya.
Bahwasanya kesehatan juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, maka lingkungan yang bersih hijau dan segar sangat menunjang sekali terwujudnya masyarakat yang sehat. Oleh karena itu, kelompok Posbindu lansia Dahlia Senja ini, karena  peduli dengan masalah kesehatan, mestinya juga peduli dengan kondisi lingkungan sekitar. 

Saya percaya bahwa segala sesuatu itu perlu proses yang panjang dan bertahap. Tanpa proses  panjang dan bertahap, yang kita miliki hanyalah produk instan dan seringkali berakhir  dengan hasil tidak seperti yang diharapan.

Sebagai contoh kecil adalah permasalahan lingkungan/sampah, yang volumenya tiap tahun, tiap hari, tiap jam meningkat dengan sangat cepat. Hal ini apabila penyelesaiannya secara instan seperti membangun gedung-gedung UPS (Unit Pengolahan Sampah) yang harganya sangat mahal, namun tanpa didahului proses/sosialisasi yang cukup kepada masyarakat, maka walaupun program ini sangat bagus namun toh jadi tersendat-sendat bahkan bisa gagal.

Ini adalah bukti bahwa proses panjang dan bertahap/sosialisasi ini sangatlah penting. Di samping itu, masyarakat harus dilibatkan dalam proses/sosialisasi itu. Prosesnya harus dari bawah ke atas (bottom-up) dan bukannya dari atas ke bawah (top-down). Masalah sampah, masalah lingkungan hidup, sebenarnya terutama adalah masalah kepedulian masyarakat.

Melalui proses yang panjang dan bertahap, semua usaha kecil dapat berubah menjadi sesuatu yang besar dan berarti. Saya selalu yakin akan hal ini dan saya ingin memulai dari hal kecil, menyebarkan semangat saya, dan bersama-sama dengan orang-orang yang memiliki harapan yang sama, teman-teman kader Dahlia Senja  membangun suatu hasil yang besar.

Saya mempunyai ketrampilan main gitar walau cuma sedikit, dan saya mempunyai keprihatinan  akan kondisi alam kita yang semakin rusak.  Berbekal dengan kemampuan ini, saya mulai menulis lagu-lagu bertemakan lingkungan yang saya jadikan media untuk  mensosialisasikan masalah-masalah lingkungan kepada kelompok kami Posbindu Lansia Dahlia Senja.


Dan di sinilah perjalanan panjang itu dimulai.....


                                                                  
Lagu 'Go Green'



(Di acara peresmian Taman Graceka, Griya Cinere)

    Go Green Go Green
Let's plant some more trees 2x
Pohon Duku, Pohon Belimbing, 
Jamaika, Salak, Rambutan, 
Pohon Durian. 
Let's plant some flowers2x
Bunga Mawar, Bunga Melati, Bunga Anggrek
Bunga Cempaka, Bunga Dahlia
Save our land 2x Save our land (Ayo tanam rame-rame) 
Save our land 2x and save my world.
Save our land 2x Save our land (Ayo tanam rame-rame) 
Save our land2x and save my world
( Menuju hijau selamatkan bumi. Hijauu??? Bisa!! ) 
 

(Acara Konservasi Kali Pesanggrahan)
20 Maret 2010 di Kampung Rusa


 


Lagu 'Hutan Kota'
Hutan adalah rahmat, yang harus kita rawat. 
Nafas kehidupan, janganlah diabaikan 
Kita tanam yang baru, menggantikan yang lama. 
Titipan anak cucu, Indonesia tercinta 

Hutan kota yang nyaman, tempat bercengkerama 
Sehat segar udara, sehat kita semua 
Hutan kota yang nyaman, tempat bercengkerama 
Sehat segar udara, sehat kita semua 
Sehat kita semuaaaa!!! 
 
(Lagu 'Hutan Kota' ini, merupakan ajakan untuk melakukan penghijauan, memperbaharui dan memelihara tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar kita. Lagu ini adalah ajakan untuk memahami pentingnya kesegaran udara bagi kesehatan) 


        




 

Bumi kita adalah satu. Bumiku adalah bumimu
Marilah kita merawatnya. Titipan anak cucu kita
Jangan biarkan (jangan!) Floranya rusak
Jangan biarkan (jangan!) Faunanya musnah
Marilah kita (mari!) Bersama-sama (ayo!)
Bergandengan tangan satukan irama
Menanam pohon sayang binatang
Menjaga kelestarian alam (ok!)
Bumi kita adalah satu......
Bumi kita adalah satu....
Bumiku??.... Bumimu !!





Bersih hijau lingkungan kita, sehat warganya 
Jangan buang sampah disembarang tempat,
Biasakan hidup sehat.
Bersih hijau lingkungan kita, ayo tanam-tanam, ayo tanam-tanam Di setiap lahan kita....
Ayo tanam-tanam, ayo tanam tanam disetiap lahan kita
 (Bersih hijau?? YESSehaat!! BH?? YESS!!)



II. 'One Man One Tree' (satu orang satu pohon)
dan 'Bersih, Hijau YESSehaat' ( BH YESS)

Setelah mengerti bagaimana kondisi lingkungan kita, kami mencoba mengajak ibu-ibu pos Lansia ini untuk berpartisipasi, paling tidak, menanam satu orang satu pohon di rumah masing-masing. Disamping itu juga memanfaatkan halaman rumah dengan tanaman-tanaman yang bermafaat. Kami beri mereka bibit cabe dan tomat. Nah, kalau harga cabai (ternyata) melambung, toh mereka tidak perlu membeli cabai. Kegiatan ini memang baru sebatas pada hal-hal yang masih berorientasi pada kebutuhan masing-masing pribadi mereka. Halaman mereka, ya tanaman mereka.

Kesadaran untuk membenahi diri, kami sadari harus diperluas lagi dengan pemahaman bahwa kita bukan hanya berdiri sebagai individu/pribadi saja, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat. Kita juga harus bertanggungjawab terhadap lingkungan sekitar. Kebersihan lingkungan sekitar menjadi tanggung jawab kita bersama. Berbekal kesadaran ini, secara rutin ibu-ibu Dahlia Senjapun mulai rutin melaksanakan kerjabakti. Walaupun ditilik dari segi usia secara fisik, yang kami kerjakan mungkin tidak seberapa, namun jelas punya efek terhadap masyarakat sekitar. Mereka terpicu mendukung gerakan-gerakan kebersihan yang kami lakukan.

Motto kerja bakti kami adalah; 'Bersih, hijau... YESSehaaat' (BH YESS)



                                                                        





     


Kami juga mempelajari bagaimana memanfaatkan limbah plastik menjadi barang-barang yang berguna. Kegiatan ini masih sangat kecil dan belum dirasakan efek ekonomisnya. Namun hal ini tetap bisa menjadi pembelajaran bagi anggota Pos Lansia Dahlia Senja tentang persoalan-persoalan limbah plastik.









III. 'Go Green' dan perjuangan yang tak kenal lelah.

Setelah melewati tahap awal di proses untuk melestarikan lingkungan, akhirnya 'Dahlia Senja'-pun tiba di tahap selanjutnya; merencanakan untuk membuat satu percontohan gang yang bersih dan hijau. Gang yang kami pilih adalah gang 'Koman Muin'. Gang ini adalah gang yang biasa dilewati oleh ibu-ibu se-Kelurahan Limo untuk mendatangi pengajian. Dengan demikian diharapkan akan banyak orang yang melihat yang mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi untuk dikembangkan di tempat lain/gang lain di kelurahan Limo.



Kader-kader Pos Lansia Dahlia Senja musyawarah dengan warga Gang Koman Muin









 Gang Koman Muin yang kering dan kumuh








Kami kumpulkan warga yang tinggal disekitar gang tersebut, dan kami ajak musyawarah mengenai rencana tersebut. Tanggapan warga sangat positip mendukung dijadikannya Gang koman Muin menjadi 'Gang Hijau', demikian kami akan menyebut gang ini nanti.











                                                                     

Membuat taman lansia di gang hijau

Kader dan ibu-ibu lansia 'Dahlia Senja' semangat sekali mengerjakan gang hijau ini. Namun sekali lagi bahwa ini adalah kumpulan para lansia maka kamipun mengerjakannya dengan 'alon-alon waton kelakon', peribahasa jawa yang artinya, biar lambat asal jadi... he he he ...

Yang ingin kami tunjukkan hanyalah kepedulian dan semangat kami, ibu-ibu kaum lansia.
Ya, semangat kami!
Karena semangat inilah yang ternyata diuji.

Baru saja  kami menyelesaikan 50% dari pembuatan gang hijau ini, kami temukan gang hijau porak -poranda karena dirusak orang. Namun bahwa kenyataannya yang merusak adalah orang yang  agak stressdan baru mabuk, maka kejadian ini kami anggap sebagai musibah dan menantang semangat kami untuk berjuang tak kenal lelah.




 (Gang Hijau yang porak-poranda) 

Kelebihan kami sebagai kaum lansia mungkin terletak pada kemampuan kami untuk meng-handle stress, kekecewaan dan kemarahan, karena tempaan usia dan pengalaman hidup yang sudah jauh kami lalui.

Kejadian/musibah tersebut kami tanggapi dengan doa bersama. Ber-do'a untuk kelancaran pembuatan gang hijau, dan juga mendoakan si perusak agar mendapat hidayah dari Allah SWT.

Nah, solusi yang bijak bukan?? Dan untuk mengembalikan kegembiraan ibu-ibu kami beriringan bernyanyi dan kembali bekerja bakti menyelesaikan pembuatan gang hijau kami.....

Perjuangan tak kenal lelah.



 
(Ibu Hj Fatimah, Wakil Ketua, dengan Ibu Ustazah Hj. Amenah memimpin do'a)










 (Ibu-ibu bernyanyi, "Ular naga panjangnya bukan kepalang......" beriringan sambil menuju gang hijau untuk kembali bekerja bakti.... he he he)


(Bu Fatimah,Wakil Ketua, menyerahkan tanaman simbol penghijauan)





Perjalanan kami memang masih jauh, karena sesudah gang hijau ini selesai, (Insya Allah pertengahan Maret  2011) ibu-ibu lansia akan belajar membuat kompos. Tujuan pelatihan pembuatan pupuk kompos ini adalah agar dalam pemeliharaan tanaman di gang tersebut ibu-ibu tidak perlu membeli pupuk. Pembuatan kompos (skala rumah tangga) ini juga sekaligus akan menjadi pembelajaran bagi ibu-ibu tentang proses pemisahan sampah rumah tangga.

Bukankah cara ini akan mengurangi volume sampah yang dibawa ke UPS (Unit Pengolahan Sampah)?? Dan, bila telah terwujud gang-gang hijau begini , bukankah lingkungan akan menjadi hijau dan sehat??

Jadi yang penting adalah membangun partisipasi masyarakat. Membangun ke-swadaya-an masyarakat.

Tidak apa-apa proyek kecil-kecilan, karena meskipun kecil-kecilan, kalau itu dikembangkan di mana-mana dan setiap elemen masyarakat berpartisipasi, tentu 'Go Green' segera terwujud.

Semua sudah tahu bahwa dalam hal kerusakan alam, pemerintahlah yang punya andil yang paling besar. Seperti illegal logging yang tidak pernah mendapat sanksi hukum dan perjanjian dengan perusahaan-perusahaan asing dalam pengerukan hasil alam (tambang, hutan, laut) kita yang justru merugikan bangsa Indonesia. Eksploitasi sumber daya alam besar-besaran tanpa mempertimbangkan konsekuensinya terhadap masyarakat dan lingkungan dalam jangka panjang.

Pemerintah tetap harus dikritisi dan dituntut, namun masyarakat juga harus bergerak, lebih-lebih masyarakat grass root yang paling rentan untuk terkena dampak dari kerusakan lingkungan. Masyarakat mulai dari lapisan terbawah harus diajak peduli kepada hal-hal yang menyangkut perbaikan lingkungan. Kita harus bersama-sama peduli terhadap lingkungan kita, terhadap bumi kita.

Bukankah Bumiku.... Bumimu??!!

Ayo, kita semua peduli..... GO GREEN....GO GREEN....


blog ratna habsari 14 februari 2011



5 komentar:

  1. Yang sudah lansia saja masih peduli terhadap lingkungan, bagaimana dengan masyarakat lain, terutama generasi muda???

    ehm semoga saja tulisan ini dibaca para generasi muda..

    wuih enggak nyangka kalau Bu Ratna juga jago nulis lagu. jadi pingin gitaran bareng ma Bu Ratna nih

    BalasHapus
  2. @ Mas Lozz>Mungkin karena latar belakang saya guru mas, jadi sama generasi muda saya sering nganggapnya kayak anak didik saya saja.Padahal mereka sebenarnya sudah jauh lebih pintar... he he he ...Ini sih gara2 nenek2 punya gawe aja....padahal hasilnya juga gak seberapa, orang baru kerjabakti sebentar sudah pada ngos2an semua... hua ha ha ...

    Wah kalau masalah nggitar saya jadi malu, orang ini lagunya nenek-nenek .... dari lansia untuk lansia.( Saya cuma bisa nggitar yg gampang2...he he he ). Hanya untuk sosialisasi masalah lingkungan hidup kok.

    BalasHapus
  3. ass. Wah, ngeliat foto mbk maen gitar, jadi terharu. Keren mbk,..
    salam ^_^

    BalasHapus
  4. Waduuuh,saya kok dipanggil mbak sih? Panggil saja "Ibu" ya nak..Ini kan kumpulan para lansia ( 50 th keatas) hanya ada beberapa orang kader yang Pra lansia ( 45-50).Saya sudah berkunjung ke Blog nya mbak Wits lho.Isinya bagus padahal mbak Wits masih muda belia...Semoga sukses untuk mbak Wits.

    BalasHapus
  5. wahh... luar biasa sekali... saya sendiri sampe gak bisa bilang apa-apa kalau melihat photo sedang gitarannya :(

    BalasHapus