Minggu, 25 Desember 2011

Lomba yuuuuk.....

Tak terbersit sedikitpun di benak kami pada waktu itu bahwa suatu "gang hijau dan bersih" bisa dijadikan obyek perlombaan

Sejak tahun 2009, kami ibu-ibu lansia yang tergabung di Pos Lansia "Dahlia Senja" sudah secara rutin melaksanakan kegiatan -kegiatan pemeliharaan kesehatan baik psikis maupun phisik.
Kegiatan -kegiatan tersebut antara lain adalah, pengajian, pemeriksaan kesehatan rutin sebulan sekali dengan tenaga medis dokter/bidan dari puskesmas, juga senam kesehatan rutin seminggu sekali.

Senin, 05 Desember 2011

Senar putus, liputan jalan terus

Kami kader Limo siap siaga, kami kader limo siap bekerja…..
Tiba-tiba “Tuing!” Senar gitarku putus….. alamaaak !
Padahal kami sedang beraksi didepan kamera. Saat itu kami sedang menyanyikan lagu kebangsaan kader yaitu “ Mars Kader Limo” lagu yang memang selalu kami nyanyikan untuk memulai kegiatan-kegiatan kami.Dan saat itukegiatan kami sedang diliput oleh majalah Interaksi, yaitu majalah Promosi Kesehatan  Kementerian Kesehatan RI.

Senin, 21 November 2011

WWF Indonesia Supporter Gathering

Aku langsung menjawab “ Ya !” Ketika menantuku Indri menawariku untuk iku berpartisipasi dalam acara Supporter Gathering yang diadakan oleh WWF Indonesia ( World Wildlife Fund Indonesia) yaitu suatu badan independen di Indonesia yang bergerak di kegiatan lingkungan khususnya konservasi hutan, penyelamatan binatang hutan dari kepunahan seperti Badak Jawa, Harimau Sumatera, Orangutan Kalimantan, keanekaragaman hayati  dan tentunya kepedulian terhadap lingkungan secara menyeluruh. ( Adapun indri menantuku itu, dia sudah lama menjadi member dari WWF Indonesia) .
Dengan ikut kegiatan ini aku berharap bisa menambah wawasan dan informasi untuk mengembangkan kegiatanku di Pos Lansia "Dahlia Senja" kelurahan Limo Depok, suatu komunitas lansia yang disamping peduli dengan kesehatan juga peduli terhadap lingkungan. Hal ini tercermin dari kegiatan-kegiatan  Pos Lansia Dahlia Senja seperti menanam pohon, yaitu membuat Gang Hijau Taman Dahlia Senja, membuat membuat Bank Sampah, Kompos, Biopori serta membuat kerajinan dari plastik daur ulang.
Kenyataannya memang benar.
Acara yang diadakan WWF Indonesia tanggal 13 November 2011 di Ecopark Ancol sangat menarik. Acaranya dikemas dalam permainan/ kegiatan yang lucu tetapi sebenarnya membawa pesan yang dalam.
Misalnya berfoto didalam frame yang memakai beberapa gambar. Ini melambangkan kegiatan-kegiatan yang sudah kita lakukan dalam partisipasi terhadap lingkungan.
Nah, kami memang sudah  membuang sampah pada tempatnya dan memilahnya.
Kami juga sudah menanam pohon lho…. Malah sudah membuat Gang Hijau… OK kaaan ???

Permainan lain adalah dengan mata tertutup memasang ekor dari sebuah gambar harimau besar, juga merangkak dengan topi harimau, berlagak sebagai harimau. Sungguh lucu!
Ayo, selamatkan Harimau Sumatera            
 Mita, gadis pecinta lingkungan ber-aksi.

 Tapi kami juga disuguhi brosur brosur yang memuat bagaimana Harimau  Sumatera yang begitu indah, cantik dan lucu itu diambang kepunahan. Begitu juga nasib Badak Jawa, Orang utan Kalimantan, Keanekaragaman Satwa dan Hayati Indonesia dalam kondisi yang menghawatirkan.


Badak Sumatera dalam kurun 10 th terakhir, jumlahnya berkurang 63 %
Harimau Sumatera dialam bebas populasinya saat ini kurang dari 400 ekor

Diacara tersebut, kami juga bisa melihat bahkan  ikut mencoba berbagai kegiatan yang berhubungan dengan  penyelamatan lingkungan seperti membuat kerajinan dari kaleng bekas, membuat kerajinan dari kertas koran, membuat kerajinan dari kayu bekas .Serta masih banyak kegiatan-kegiatan edukatif lainnya .
      Membuat kerajinan dari koran
  Membuat kerajinan dari kaleng bekas

Dengan mengikuti kegiatan tersebut kami merasa mendapat suntikan semangat untuk lebih meningkatkan kepedulian kami untuk menggalang partisipasi masyarakat didalam kegiatan kegiatan kepedulian terhadap lingkungan, sekecil apapun itu.
Disamping itu bahwa keikutsertaan kami di event tersebut juga berarti memberi donasi bagi kegiatan WWF Indonesia, kami merasa senang.
Semoga kami bisa ikut di event-event berikutnya, dan membawa teman lebih banyak lagi.




blog ratna habsari november 2011

Senin, 31 Oktober 2011

Biopori itu (juga) solusi


Bencana sebenarnya bisa dicegah . Itu kalau kita tahu caranya dan terutama mau melakukannya.Kondisi lingkungan kita  semakin mengkhawatirkan. Kalau musim hujan, banjir  menghadang di mana-mana. Jalanan macet, rumah-rumah kebanjiran, sawah rusak karena tanaman padi membusuk. Sebaliknya kalau musim kemarau , tanaman banyak yang mati, dan sumur-sumur warga kering. Alam menjadi tidak bersahabat. Itu karena  ulah manusia yang memperlakukan alam  dengan serakah.Membabat hutan , menebangi pohon, menyesakinya dengan gumpalan-gumpalan plastik yang sampai ratusan tahun menyodok-nyodok paru-paru bumi, karena setelah ratusan tahun plastik baru bisa hancur.
Solusinya tentu saja dengan penanaman pohon kembali, memisahkan sampah plastik dan mendaur ulangnya agar tidak segera mencemari sungai dan tanah.Yang tidak kalah penting adalah juga membuat sumur-sumur resapan, untuk menahan air agar tidak banjir waktu hujan dan tidak kekeringan waktu kemarau. Namun karena banyak rumah warga yang halamannya tidak luas, maka pembuatan biopori adalah solusi yang bisa dikerjakan, karena lebih praktis dan murah.
Dengan adanya lubang biopori, maka ketika hujan, air akan tertampung dan masuk ke kedalaman tanah ( satu meter dari permukaan tanah), sehingga biopori bisa layaknya sebagai kolam-kolam penampungan air yang sangat berguna ketika musim kering tiba. Disamping itu lubang biopori juga digunakan sebagai pembuatan kompos yang akan menyuburkan tanaman disekitarnya.Setiap hari sampah sampah (daun kering, bekas sayuran, sisa nasi dll yang organik), kita masukkan kedalam lubang biopori tersebut, dan akan menjadi kompos dengan sendirinya.

Kader Pos Lansia “ Dahlia Senja” Belajar tentang Biopori ke Kelurahan Beji, diantar oleh Bp Rahman dari DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Depok tgl 12 Okt 2011

Kader Jujuk memperhatikan pak Rt Saman,Beji menerangkan biopori.
Lubang biopori. Kedalamannya satu meter. Namun sekitar 10 CM dari permukaan tanah diberi paralon yang ukuran 14 inchi untuk menampung sampah organik, dan ditutup dengan bulatan dari adukan semen yang ber lubang-lubang untuk masuknya air
Kader Ellia, mengamati alat biopori, yg panjangnya sekitar 120 cm 
 

 Nah sekarang ibu-ibu kader Pos lansia Dahlia Senja mulai sosialisasikan pembuatan lubang biopori di Taman Dahlia Senja. 24 Okt 2011
 
Kader Wanih unjuk kebolehan…he he he
Ketika kami sosialisasikan ke anggota Dahlia Senja yang sekitar 50 orang. Mereka menyatakan bersedia untuk membuat lubang biopori di halaman masing-masing. Banyak sedikitnya lubang yang dibuat tentu tergantung luas halamannya. Jarak biopori ini satu dengan yg lain sekitar satu meter. Jarak dengan pepohonan( besar) sekitar satu meter juga. Dengan biopori ini tanaman akan menjadi subur, dan sumur tidak mudah kering

Tutup biopori produksi Dahlia Senja
 

 
Dibuka untuk diisi sisa dedaunan, sisa makanan, sayuran dll, kemudian ditutup lagi.
Nah mari membuat biopori.....
                                   
Pencanangan pembuatan biopori  warga  Limo, oleh kelompok “ Dahlia Senja”
Pencanangan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tgl 29 Oktober 2011 yang merupakan hari senam bersama kelompok Dahlia Senja. Pada hari itu sebagai percontohan dilakukan pembuatan biopori dirumah bu Ratna sebagai ketua Pos Lansia Dahlia Senja, yang nantinya akan terus dikembangkan kesetiap rumah anggota Dahlia Senja serta seluruh masyarakat kelurahan Limo.
Sebelumnya seperti biasa didahului dengan senam bersama.

Senam bersama di halaman rumah bu Ratna 29/10/2011


Bp Lurah Limo memberi tambahan penyuluhan tentang biopori

       
       Serah terima alat biopori                         


        Mulai membuat biopori



Ayooo, Limo biopori semuaaa  

                  Siiip laaah




blog ratna habsari okt ober 2011






Rabu, 19 Oktober 2011

HOREEE !!!

Setelah kira-kira 3 bulan Ibu-ibu Pos Lansia Dahlia Senja Limo Depok praktek membuat kompos organik/ sampah rumah tangga, maka beberapa ibu sudah bisa menghasilkan kompos. Hal ini tentu menggembirakan. Pertama kompos ini bisa langsung dipakai untuk memupuk tanaman dirumah masing-masing, juga bisa untuk memupuk tanaman sepanjang Gang Hijau dan Taman Dahlia Senja. Kalau produksinya banyak, bisa dijual ke masyarakat umum.
Namun yang penting dari kegiatan ini sebenarnya adalah membangun kesadaran kita untuk mengurangi volume sampah baik organik (sisa sayuran/makanan) maupun anorganik (plastik dll), sehingga lingkungan kita bersih, mencegah banjir, mencegah UPS (Unit Pengolahan Sampah) ataupun TPA (Tempat Pembuangan Akhir sampah) overloaded.
Kompos produksi Pos Lansia “Dahlia Senja”


 Koran Monde Edisi 18 Oktober 2011

blog ratna habsari 18 oktober 2011

Jumat, 07 Oktober 2011

NOBAR

Istilah NOBAR alias Nonton Bareng saat ini  sudah  sering kita dengar. Istilah  ini muncul ketika orang mulai bosan dengan prestasi persepakbolaan di tanah air yg semakin pudar. Akhirnya perhatian, banyak ditumpahkan ke pertandingan-pertandingan internasional, seperti piala dunia dan lain-lainnya. Menontonnya menggunakan media televisi, bisa dengan layar lebar. Orang beramai-ramai bergabung untuk menonton. Bisa di café, hotel, kantor, sampai kantor kecamatan,  kelurahan pun tidak ketinggalan menggelar acara nonton bareng ini.Acara nonton bareng ini semakin berkembang, bukan hanya sepak bola saja tetapi juga NOBAR ke gedung bioskop ketika ada film-film yg menarik diputar.
Dengan nonton bareng ini orang merasa acara bisa lebih menarik . Sebenarnya ini juga perwujudan dari  semangat persatuan/gotong royong yang merupakan sifat  warisan bangsa Indonesia sejak dulu.
Nah, kalau Pos Lansia Dahlia Senja mengadakan NOBAR, tentu bukan sepakbola yg di putar, tetapi kami memutar video tentang pembuatan kompos. Acaranya digelar pada tanggal 17 September 2011 di kelurahan sekalian dilanjutkan pemeriksaan kesehatan . Sebenarnya ibu-ibu sudah mendapat pelatihan pembuatan kompos dari DKP Depok, dan sudah dipraktekkan. Ada yang berhasil ada yang belum. Kami putarkan video ini, untuk menambah informasi serta  semangat bagi ibu-ibu.
Video ini memberi tuntunan secara jelas, bagaimana mudahnya dan sederhananya membuat kompos dari sampah organik rumah tangga, dengan harapan ibu-ibu tidak segan untuk  membuat kompos.
Video ini dari Kebun Karinda Lebak Bulus Jakarta selatan, kebun tempat percontohan
pembuatan kompos rumah tangga, milik mantan menteri kehutanan Bpk Djamaludin.

Maklum lansia, ada yg serius ada yg tidur he he .
       
Pak Lurah,televisinya diganti dong dengan yg lebih besar………


       Dr Iin, Kepala Puskesmas  Kec Limo memberi sambutan   

 
    Tokoh-tokoh yang banyak membantu 
 di kegiatan Pos Lansia:( Bidan Evi, Dr Mila, Dr Iin, Hj Fatimah/Wk ketua Dahlia Senja)



Acara dilanjutkan dengan Pemeriksaan kesehatan.
         
Foto bareng dengan sebagian ibu-ibu lansia.

blog ratna habsari

Senin, 19 September 2011

Lansiaku sayang, lansiaku malang, lansiaku girang !

Hampir dua tahun ini ibu-ibu yang tergabung di Pos Lansia (Lanjut Usia) Dahlia Senja Kelurahan Limo Depok begitu sibuk melaksanakan program-program kegiatannya. Disamping kegiatan rutin seperti senam bersama dan pemeriksaan kesehatan, Ibu-ibu juga melaksanakan kegiatan lain, yaitu ikut berpartisipasi dibidang lingkungan. Partisipasi dibidang lingkungan ini diwujudkan dengan membuat gang percontohan, mengubah kondisi gang yang semula kumuh menjadi gang yang bersih dan indah (yang kami namakan Gang Hijau Taman Dahlia Senja).Disamping membuat gang hijau, ibu-ibu juga belajar membuat kompos dan “mendirikan” Bank Sampah. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa bangga dan bahagia para lansia, yang ternyata walau sudah tua masih bisa berguna untuk masyarakat.

Setelah dua tahun sibuk dan hasilnya juga cukup memuaskan, kami pengurus Pos Lansia Dahlia Senja ingin memberi kesempatan ibu-ibu untuk relax dan bergembira. Kami putuskan untuk mengajak ibu-ibu piknik ! Kami mencari lokasi yang tidak terlalu jauh,mengingat yang kami bawa adalah para lansia. Nah kami putuskan mengajak ibu-ibu piknik ke Taman Bunga Nusantara Cipanas pada tanggal 14 Juli 2011. Disamping udaranya lumayan sejuk, Taman Bunga ini juga bisa memberikan gambaran bagi ibu-ibu tentang kebersihan dan keindahan suatu tempat dengan penanaman bunga yang berwarna warni, yang semoga bisa menjadi tambahan inspirasi untuk dikembangkan dengan disesuaikan di kelurahan/ Gang Hijau ataupun di rumah masing-masing.


Sebagian pengurus/kader dan panitia.
Didalam bis
 
Untuk acara piknik ini kami pengurus berusaha untuk sebaik mungkin melayani para lansia.Setiap lansia mendapat nomor sesuai dengan nomor kursi, agar para lansia bisa masuk kedalam bis dengan tertib dan tenang. Juga setiap dua orang lansia, kami beri seorang kader pendamping, yang akan selalu mendampingi, dan mengurusi segala keperluan maupun kesehatan dari lansia tersebut.Namun professional dipihak kami, ternyata tidak, di pihak perusahaan bis.

Bis Yang kami tumpangi mogok di Cisarua karena kopling yang pecah. Gejala adanya masalah di kopling ini sebenarnya sudah kami rasakan sejak berangkat, dimana bis kurang bisa melaju dengan nyaman tetapi agak tersendat-sendat ketika terpaksa harus gigi satu karena lalulintas macet. Untung kejadian ini sudah agak dekat dengan tujuan. Ibu-ibu kami angkut memakai angkot yang banyak lalu lalang disitu karena kami tidak tega ibu-ibu berdiri dipinggir jalan dan kepanasan. Kami harus menyewa tujuh angkot.Kami dijanjikan akan dikirim bis pengganti untuk kepulangannya.
Semuanya hepi-hepi
Bu Nung kelihatan sangat gembira



Ibu-ibu sangat hepi di Taman Bunga Nusantara. Tempatnya sangat indah, dan tama disana kami mengadakan berbagai acara untuk membuat gembira ibu-ibu. Seperti lomba rebana, lomba menyanyikan lagu Dahlia Senja yaitu lagu “BH Yess (Bersih Hijau YessSSehat), lomba loged, dan beberapa lomba lagi yang semuanya diikuti oleh para lansia dengan antusias dan gembira.Benar-benar acara penghilang stress.

  

Lomba Mengaji
Ibu Kader Aisyah menerima hadiah

 



 
Taman Bunga Yang Indah








Kami dijanjikan dijemput dengan bis pengganti jam 14.00 , ternyata bis nya baru tiba jam 17.00. Untung ibu-ibu di Taman Bunga merasa sangat senang dan terhibur sehingga waktu berlalu dengan tidak terasa.

Sampai di Tol sekitar Sentul,  bis oleng karena ban meletus ! Ibu-ibu semua ketakutan. Untung bis ada dijalur kiri, sehingga bisa mudah menepi dan berhenti.Ketika kami teliti memang ban nya sudah pada gundul, dan ternyata tidak membawa ban cadangan.Kami harus menunggu datangnya bis pengganti.Ibu-ibu terpaksa turun dan menggelar tikar di tepi jalan tol. Suasana gelap, dingin dan lapar. Sungguh kasihan ibu-ibu lansia.

 


Dua jam kemudian baru datang bis pengganti.Itupun tidak bisa lansung berangkat karena harus mengganti dulu ban cadangan dari bis pengganti ke bis lama, agar bis lama juga bisa jalan. Alhasil kami  pulang dengan bis pengganti yang  juga tidak ada ban cadangannya. Benar-benar perusahaan bis yang tidak professional !

Kami menggunakan bis ini sebenarnya alasannya sederhana saja. Perusahaan ini lokasinya tidak jauh dari tempat kami (walaupun keberadaannya disitu belum lama) dan kami lihat bis-bisnya juga lumayan bagus (penampilannya). Tetapi ternyata bis nya tidak layak pakai. Padahal sewanya juga harga standard, seperti bis lainnya/Hiba. Sebagai ketua yang bertanggungjawab atas keselamatan ibu-ibu, aku merasa kecewa sekali dengan pelayanan perusahaan bis itu. Aku sempat sedikit demam dan batuk mungkin juga stress. Aku menghawatirkan jangan-jangan banyak lansia yang sakit. Untung ternyata semua lansia sehat-sehat saja.Meskipun demikian bagiku perusahaan bis perlu diberi pelajaran agar hal seperti ini tidak terulang lagi.Bagaimanapun konsumen mempunyai hak untuk diperlakukan dengan nyaman. Mendengar aku sakit, beberapa ibu  datang kerumah. Mereka menghiburku, dan mengatakan bahwa mereka sudah sangat senang bisa piknik bersama, dan beberapa halangan dijalan itu tidaklah terlalu mengganggu mereka. Bahkan salah seorang dari ibu-ibu itu, namanya Bu Nung datang kerumah, dengan ber kaca-kaca dia berkata: “ Bu, saya denger ibu habis piknik itu sakit. Wah saya jadi sedih bu. Kejadian-kejadian kemarin itu, tidak apa-apa bu, saya sudah merasa senang sekali. Setiap hari saya jalan keliling kampung jualan kue, kadang merasa capek dan jenuh.Piknik kemarin membuat saya senang dan benar-benar merasa segar kembali”

Namun semua itu tidak membuatku pasrah. Aku sangat marah dengan kejadian tersebut.Keseriusan pengurus Pos Lansia Dahlia Senja untuk memberi kenyamanan yang penuh kepada para lansia, tidak diimbangi oleh pelayanan bis tersebut.Nampaknya mereka meremehkan kami, yang cuma sekumpulan ibu-ibu dan sudah lansia lagi! Walaupun ibu-ibu menyatakan tidak masalah, aku sudah berketetapan untuk menuntut bis tersebut. Paling tidak kami harus mendapatkan ganti rugi atas kejadian kemarin itu.Segera aku buat surat tuntutan kepada perusahaan bis tersebut yang aku tembuskan keberbagai pihak.Pokoknya siapa saja yang kayaknya ada hubungannya dengan kasus ini aku beri tembusan….he he he …misalnya, pak lurah, pak Camat, Organda, Dishub, Komnas Lansia, YLKI .Aku juga konsultasikan hal ini dengan pak lurah dan Pak Camat dan sementara, beliau menyuruhku menyelesaikan sendiri dulu.Aku mempunyai keponakan namanya Mita yang pakar hukum, maka tulisan tuntutanku yang cukup panjang itu aku minta untuk diformatkan ke bahasa hukum. Membawa surat tersebut, aku bersama pengurus yang lain, mendatangi perusahan bis tersebut, dan diterima oleh managernya.Kami berdebat seru.Akhirnya managernya bilang mau konsultasi dulu ke kantor pusatnya.Dia minta waktu 3 hari.Selang 3 hari kemudian datang surat balasan yang isinya sanggahan, tidak menerima bahwa kesalahan tersebut semata-mata di pihaknya.Menurutnya kejadian tersebut hanyalah karena nasib. Wah benar-benar konyol! Bagaimana bisa dibilang nasib, kalau kopling pecah tetapi gejalanya sudah terasa sejak awal dimana bis tidak nyaman bila memakai gigi satu?Bagaimana dibilang nasib, kalau ban meletus dan ternyata memang bannya semua sudah sangat gundul.Sepertinya perusahaan tersebut tidak melaksanakan SOP (Standard Operational Procedure) dengan baik. Ini terbukti banyak kejadian yang sebenarnya bisa dideteksi sebelum berangkat.Kami datangi kembali kantor bis tersebut dan kembali kami adu argumen.Terjadi tawar menawar.Akhirnya muncul kesepakatan, kami akan menerima kembali uang sewa bis, serta uang /ongkos sewa tujuh angkot yang kami gunakan mengangkut ibu-ibu ketika bisnya mogok.

Alhamdulillah.

Ini mungkin sudah maksimal yang bisa kami peroleh dari perusahaan bis tersebut.

Kemenangan kami atas tuntutan terhadap perusahaan bis tersebut, kami umumkan tanggal 17 September 2011 ketika kami mulai melaksanakan lagi kegiatan senam dan pemeriksaan kesehatan yang selama ini libur karena bulan Ramadhan.
Bagaimana reaksi ibu-ibu lansia???

" Horeee....kita piknik lagiiii...."