Bencana sebenarnya bisa dicegah . Itu kalau kita tahu caranya dan terutama mau melakukannya.Kondisi lingkungan kita semakin mengkhawatirkan. Kalau musim hujan, banjir menghadang di mana-mana. Jalanan macet, rumah-rumah kebanjiran, sawah rusak karena tanaman padi membusuk. Sebaliknya kalau musim kemarau , tanaman banyak yang mati, dan sumur-sumur warga kering. Alam menjadi tidak bersahabat. Itu karena ulah manusia yang memperlakukan alam dengan serakah.Membabat hutan , menebangi pohon, menyesakinya dengan gumpalan-gumpalan plastik yang sampai ratusan tahun menyodok-nyodok paru-paru bumi, karena setelah ratusan tahun plastik baru bisa hancur.
Solusinya tentu saja dengan penanaman pohon kembali, memisahkan sampah plastik dan mendaur ulangnya agar tidak segera mencemari sungai dan tanah.Yang tidak kalah penting adalah juga membuat sumur-sumur resapan, untuk menahan air agar tidak banjir waktu hujan dan tidak kekeringan waktu kemarau. Namun karena banyak rumah warga yang halamannya tidak luas, maka pembuatan biopori adalah solusi yang bisa dikerjakan, karena lebih praktis dan murah.
Dengan adanya lubang biopori, maka ketika hujan, air akan tertampung dan masuk ke kedalaman tanah ( satu meter dari permukaan tanah), sehingga biopori bisa layaknya sebagai kolam-kolam penampungan air yang sangat berguna ketika musim kering tiba. Disamping itu lubang biopori juga digunakan sebagai pembuatan kompos yang akan menyuburkan tanaman disekitarnya.Setiap hari sampah sampah (daun kering, bekas sayuran, sisa nasi dll yang organik), kita masukkan kedalam lubang biopori tersebut, dan akan menjadi kompos dengan sendirinya.
Kader Pos Lansia “ Dahlia Senja” Belajar tentang Biopori ke Kelurahan Beji, diantar oleh Bp Rahman dari DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Depok tgl 12 Okt 2011
Kader Jujuk memperhatikan pak Rt Saman,Beji menerangkan biopori.
Kader Jujuk memperhatikan pak Rt Saman,Beji menerangkan biopori.
Lubang biopori. Kedalamannya satu meter. Namun sekitar 10 CM dari permukaan tanah diberi paralon yang ukuran 14 inchi untuk menampung sampah organik, dan ditutup dengan bulatan dari adukan semen yang ber lubang-lubang untuk masuknya air
Kader Ellia, mengamati alat biopori, yg panjangnya sekitar 120 cm
Nah sekarang ibu-ibu kader Pos lansia Dahlia Senja mulai sosialisasikan pembuatan lubang biopori di Taman Dahlia Senja. 24 Okt 2011
Kader Wanih unjuk kebolehan…he he he
Ketika kami sosialisasikan ke anggota Dahlia Senja yang sekitar 50 orang. Mereka menyatakan bersedia untuk membuat lubang biopori di halaman masing-masing. Banyak sedikitnya lubang yang dibuat tentu tergantung luas halamannya. Jarak biopori ini satu dengan yg lain sekitar satu meter. Jarak dengan pepohonan( besar) sekitar satu meter juga. Dengan biopori ini tanaman akan menjadi subur, dan sumur tidak mudah kering
Dibuka untuk diisi sisa dedaunan, sisa makanan, sayuran dll, kemudian ditutup lagi.
Nah mari membuat biopori.....
Pencanangan pembuatan biopori warga Limo, oleh kelompok “ Dahlia Senja”
Pencanangan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tgl 29 Oktober 2011 yang merupakan hari senam bersama kelompok Dahlia Senja. Pada hari itu sebagai percontohan dilakukan pembuatan biopori dirumah bu Ratna sebagai ketua Pos Lansia Dahlia Senja, yang nantinya akan terus dikembangkan kesetiap rumah anggota Dahlia Senja serta seluruh masyarakat kelurahan Limo.
Sebelumnya seperti biasa didahului dengan senam bersama.
Senam bersama di halaman rumah bu Ratna 29/10/2011
Bp Lurah Limo memberi tambahan penyuluhan tentang biopori
Serah terima alat biopori
Mulai membuat biopori
Ayooo, Limo biopori semuaaa
Siiip laaah
blog ratna habsari okt ober 2011
saya sudah follow blog ini.
BalasHapusditunggu follow backnya ya. :D
Trims ya mas.... OK !
BalasHapus