Jumat, 18 Desember 2009

OBAT MURAH,...... MAU ???

Obat di Indonesia mahal, karena obat-obatan sudah masuk dalam lingkaran bisnis/kapitalisme yang menggunakan segala cara agar memberikan keuntungan yang se besar-besarnya.

Melibatkan dokter, apotik, rumah sakit, serta dukungan promosi besar-besaran baik di media cetak, maupun televisi, lengkap dengan artis-artis tersohornya, yang membuat obat lebih cenderung sebagai komoditas yang komersiil, daripada sesuatu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan orang sakit/penderita. Dalam kondisi negara yang tak kunjung keluar dari krisis, bahkan makin banyak bencana yang menerjang, membuat kehidupan sisial ekonomi rakyat makin terpuruk, alokasi anggaran rumahtangga hampir semua terserap untuk kebutuhan makan sehari-hari. Sehingga harga obat-obatan yang sederhana sekalipun, cukup memberatkan kantong !

Hal ini menjadi keprihatinan pemerintah, sehingga munculah obat murah "Indo Obat Serbu" atas prakarsa Ibu Menteri Kesehatan.
Indo obat serbu ( seribu rupiah), kwalitasnya tidak kalah dengan obat merk lain. Dengan memangkas biaya operasional, obat ini bisa dijual dengan harga murah ( seribu rupiah)

Namun sayang, dipasaran, Indo Obat Serbu ini, masih sulit didapat (kurang di expose), karena dari segi bisnis menjual obat ini memang tidak menarik (karena margin/keuntungan yang sangat tipis, malah sering merugi), sehingga jarang yang mau menjual obat ini, kecuali, orang-orang atau kelompok masyarakat yang peduli dan lebih sebagai pengabdian sosial. Disamping itu masyarakat sendiri, banyak yang belum tahu keberadaan dan kwalitas obat ini. (kurang promosi).

Obat murah ini harus terserap dalam jumlah banyak, di pasaran (memenuhi kelayakan), agar produsennya, PT INDO FARMA, tetap bisa dan mau melanjutkan produksinya.
Maka kebijakan Ibu Menteri ini, dan Indo Farma, perlu dukungan dari masyarakat, untuk memakai, dan membantu menyebarluaskan informasi tentang obat ini.
Ini tidak mudah, mengingat obat-obat an bermerk tentu saja tidak ingin posisinya digeser oleh obat "Indo Serbu" ini.

Sayang sekali kalau Obat "Indo Serbu" ini kalah bersaing dipasaran. Itu berarti, tetap saja masyarakat mendapat obat, dengan kwalitas yang sama namun harus membayar denga harga yang jauh lebih mahal.........

Sayang sekali bukan ........???

Ny. Ratna Marsoedi, Limo Depok.

(Dimuat di Koran Monde edisi Sabtu 22 Maret 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar