Jumat, 18 Desember 2009

OBAT GENERIK.....??? SIAPA TAKUUUT ????

Di masyarakat kita, obat generik konotasinya/kesannya masih sebagai obat yang 2 M, dan TTM, yaitu : Obat yang harganya Murah, untuk orang Miskin, dan Tidak Terlalu Manjur.(Bukan Teman Tapi Mesra lho !) Mengapa ?

Karena, obat-obatan di Indonesia, sudah menjadi komoditas bisnis yang sangat potensial, sehingga perlu penambahan aksesoris (kemasan yang bagus, yang menarik dll), promosi besar-besaran di media cetak, maupun televisi, dengan artis-artis beken nya dan tidak ketinggalan peran dokter yang me" Resep" kannya.

Anehnya, masyarakat kita justru cenderung menyukai hal-hal atau barang-barang yang harganya mahal.
Yang mahal dianggapnya tentu bagus, kalau obat ya, yang mahal tentu manjur.

Obat murah "Indo Obat Serbu" yang dijual murah, cuma Seribuan !,yang diproduksi oleh Indo Farma, atas prakarsa Ibu Menteri Kesehatan (mantan), dianggap tidak manjur, karena murah/generik.
Padahal, obat-obat tersebut, isinya tidak berbeda dengan obat ber merk lainnya.

Sebenarnya, obat bermerk itu, obat generik juga, cuma diberi label/merk.

Untuk lebih jelasnya, sebagai contoh begini,
Pada saat suatu perusahaan Farmasi menemukan sebuah obat untuk mengobati penyakit tertentu, mereka langsung mendaftarkan paten untuk obat tersebut. Paten ini di Indonesia, biasanya berlaku dalam kurun waktu 20 tahun.

Selama masa paten itu, perusahaan farmasi tersebut, mendapatkan hak eksklusif untuk memproduksi obat tersebut, memasarkannya, dan memberinya merk dagang.
Adapun perusahaan farmasi yang lain, tidak boleh memproduksi dan memasarkan obat dengan kandungan yang sama, kecuali dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan pemilik paten tersebut.

Sesudah masa paten habis, merk dagang obat yang telah dipasarkan selama masa paten (20 tahun) itu, tetap menjadi milik perusahaan tersebut(yang mempunyai hak paten dulu), hanya sekarang, perusahaan farmasi lain, boleh memproduksi dan memasarkan produk tersebut, tanpa harus menjalin kerjasama dengan perusahaan pemilik paten dulu.
Itulah yang kita kenal dengan obat generik !

Perusahaah-perusahaan yang lain tersebut, tidak boleh menggunakan merk dagang yang sama dengan merk dagang yang sudah digunakan oleh perusahaan yang pertama, bekas pemegang paten obat tersebut. Perusahan-perusahaan yang lain bisa menggunakan merk generik, atau membuat merk dagang sendiri. ( Dari majalah "Pharma" vol 1 Jun, 2007, Media Bisnis Farmasi Indonesia).

Jadi kesimpulannya, obat bermerk itu dengan obat generik, sama !

Tapi mengapa obat Indo Serbu ini bisa dijual murah sekali ?

Indo Obat Serbu, tidak memakai label/merk, kemudian kemasannya dibuat sederhana, tidak menggunakan banyak iklan, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada iklannya sama sekali. Dengan dihilangkannya biaya-biaya operasionalnya ini, maka obat Indo Serbu ini bisa dijual sangat murah.Seribu rupiah setiap sasetnya. Murah sekali bukan ????

Cuma persoalannya, banyak masyarakat kita yang tidak mengetahui adanya obat murah berkwalitas ini. Ini adalah efek dari kurangnya informasi atau iklan. Disamping itu, biarpun di beberapa toko, juga Apotik sudah tersedia obat ini (sudah merupakan keharusan untuk menyediakan obat ini), tapi berhubung obat ini harganya murah sekali, hingga margin/keuntungannya kecil sekali), dan jelas tanpa ada bonus dan sebagainya, pihak toko ataupun apotik tidak terlalu meng expose keberadaan obat ini, malah lebih suka menawarkan obat lain/ yang bermerk sebagai alternatif.

Oleh karena itu mari kita kampanyekan untuk memakai dan membeli obat murah berkwalitas ini, dan membantu menyebarluaskan informasi tentang obat "Indo Serbu" ini. Pos Lansia Dahlia Senja, telah menggunakan obat Indo seribu ini untuk para lansianya dan juga menyebarluaskan ke masyarakat sekitar
.
Adanya rencana pemerintah untuk membatasi harga jual obat bermerk dipasaran agar tidak terlalu jauh dari harga obat generik berlogo, tentulah kita sambut dengan baik. Seperti diketahui, di Indonesia, selisih harga itu bisa mencapai puluhan hingga ratusan kali, padahal diluarnegeri hanya sekitar 2, atau 3 kali saja (Alangkah malangnya Konsumen di Indonesia).

Yang terakhir yang terpenting adalah sebenarnya "Peran" dari para Dokter !!
Dibutuhkan dokter-dokter yang berhati "Mulia", yang bersedia me "Resep"kan Obat murah berkwalitas ini, guna kepentingan si Pasien.(Walau mungkin "Pahit" bagi kantong dokternya), sehingga impian untuk "SEHAT ITU MURAH" Benar-benar bisa kita wujudkan.

Murah dari segi preventif : Cukup dengan olah raga teratur dan makan makanan yang
sehat
Murah dari segi kuratif : Dengan mendapatkan obat-obatan yang harganya murah.

S E M O G A


Ny.Hj Ratna Marsoedi
Ketua Pos Lansia :"Dahlia Senja"Limo,Depok















Tidak ada komentar:

Posting Komentar